Ibu lagi ada di rumah, yeay. Kemarin waktu ngobrolin alat-alat masak (gara-gara saya pengen microwave), ibu dan saya cerita ke D kalau dulu sebelum ibu mulai kerja, kalau ada acara syukuran di rumah, semua masakan dimasak sendiri, tentu aja dibantuin tetangga. Masakan mulai dari nasi lauk pauk hingga kue-kue semua dibikin sendiri. Daftar kue-kue yang pernah dibuat pun mulai disebutin satu per satu: nastar, bolu, spiku, kacang telor, selai nanas, roti gulung, kue tart.. Nah, roti gulung ini sampai sekarang bikin kakak saya sering nagih ke ibu untuk dibuatin.
D nyeletuk, "Roti gulung yang isi selai itu Bu?"
Ibu pun menjawab dengan semangat, "Iya, tapi bukan yang dipanggang, tapi dikukus."
D nimpalin lagi, "Wah, itu ga gede banget tuh. Abis digulung terus dikukus."
Saya dan ibu terdiam sebelum ketawa ngakak. Ibu pun mejelaskan di tengah - tengah ketawanya "Bikinnya bukan digulung dulu baru dikukus Le (panggilan untuk anak lagi-laki), tapi dikukus dulu lapisan rotinya terus diberi selai, terus digulung."
D pun jawab lagi dengan polosnya, "Oooh gitu toh."
Saya sendiri sudah ga bisa berkata apa-apa waktu itu karena udah terlalu sibuk ketawa tanpa suara sambil megangin perut.
Terima kasih ibu, sudah memberikan pencerahan terhadapsuami tercinta perihal roti gulung.
No comments:
Post a Comment