I regret my weekend decision. Yep. Not entirely, though. Hari MInggu kemarin tidur jam 11 lewat gara-gara nonton film zombie di fox action movies. Setelah sebelumnya nonton Charlie's Angels berturut-turut dua film. Yak, hari Minggu kemarin emang full nonton. Wasted banget lah. Ha ha. Hari Sabtunya saya bertemeu dengan teman-teman kuliah. Seru. Meskipun udah pada kerja, waktu ngobrol masih sama aja kayak jaman kuliah. Rame.
Hari Sabtu kami janjian ketemu di Galeri Nasional. Agak sok sih kami. Karena kami semua ga ada yang punya jiwa seni tapi sok-sok an ketemuan di Galnas. He he he. Ga pa-pa lah, biar pernah. Bahkan salah satu temen saya yang emang orang Jakarta bilang, "Gw belum pernah ke sini seumur-umur hidup gw." Bah. Galeri Nasional terletak tepat di seberang pintu masuk stasiun Gambir. Masuknya gratis loh (salah satu daya tarik). Di sana terdapat beberapa gedung pameran yang merupakan tempat eksibisi karya seni. Karya seni yang dipamerkan bermacam-macam. Mulai dari seni modern, kontemporer, hingga lukisan - lukisan yang umurnya lebih tua dari orang tua saya. Tidak semua karya seni di sana adalah penghuni tetap. Sebagian hanya tinggal sementara. Jadi kalau ke sana lagi, ada kemungkinan untuk melihat karya seni yang berbeda.
Emang dasarnya kami anak-anak teknologi pangan yang ga punya jiwa seni, begitu masuk ke ruang display, yang ada di kepala kamis semua adalah, "Ini apaan sih?" dan dilanjutkan dengan pertanyaan - pertanyaan lain seperti, " Ini maksudnya apa?" "Ini terbuat dari apa sih?" "Ngapain bikin ini?" Dan macam-macam pertanyaan lain yang membuat kami semakin merasa tidak beradab. Sebenarnya pihak pengelola Galnas menyediakan tur yang bisa diikuti oleh pengunjung. Tur tersebut akan dipandu oleh guide yang akan menjelaskan tentang karya-karya seni yang dipamerkan. Tapi karena kami adalah anak-anak sok dan rusuh, kami ga mau ikut tur. Biar lebih bebas melihat-lihat (dan foto-foto tentunya).
Dari karya-karya seni yang dipamerkan, yang menarik bagi saya adalah lukisan yang dibuat pada masa lampau. Kurang lebih tahun 1950an. Ada lukisan yang menggambarkan sosok istri pelukis, ibu pelukis, suasana penyergapan pahlawan, serta pemandangan. Saya tertarik dengan lukisan-lukisan tersebut karena merasa bisa mengintip masa lalu. Saya selalu tertarik dengan kehidupan orang di masa lalu. Melihat-lihat bagaimana mereka hidup dengan keadaan yang mungkin sama sekali berbeda dengan saat
Ini foto di depan galeri. Ada mural 3D di halamannya.
Ini adalah foto-foto bersama karya seni yang tidak dapat kami pahami.
Yah, kurang lebih seperti itulah pengalaman di Galeri Nasional. Yang belum pernah ke sana, mampir gih.
No comments:
Post a Comment