Berita di TV dan internet belakangan ini banyak mengenai Pilkada Jakarta. Sebenarnya hal yang wajar seperti biasa jika akan ada pemilihan kepala daerah. Yang membuat 'tidak biasa' dalam berit apilkada ini adalah banyak unsur lain yang dibawa selain mengenai masalah 'politik', bahkan berbau SARA. Sampai - sampai di televisi pun belakangan ini banyak iklan layanan masyarakat mengenai 'persatuan bangsa'. Hal ini tidak pernah saya jumpai sebelumnya. Entah karena saya kurang teliti dalam mengamati atau memang belum pernah ada. Jik amemang belum pernah ada, betapa sedihnya kondisi masyarakat saat ini hingga untuk menjaga persatuan bangsa pun harus dipropagandakan.
Berita di TV tadi pagi lagi - lagi menayangkan hal yang sama. Hari ini sidang entah ke berapa. Banyak massa berkumpul. Jalan raya diturunkan. Pasukan dan perlengkapan pengaman telah disiapkan. Setiap mendengar hal ini entah kenapa yang selalu terpikir dalam benak saya adalah berapa biaya yang perlu dikeluarkan negara untuk semua itu? Berapa yang sudah dianggarkan dalam pos untuk hal - hal seperti ini? Jika ada kejadian di luar perkiraan, apakah mudah bagi mereka untuk mengambil anggaran? Kadang-kadang rasanya tidak rela uang negara harus keluar untuk hal - hal seperti ini. Hal - hal yang tidak harus terjadi.
Kalau liat berita yang bertebaran belakangan ini, rasanya sudah hilang citra Indonesia sebagai negara yang ramah penduduknya. Mungkin saya yang terlalu sempit pandangannya sehingga hanya melihat hal - hal yang negatif, tapi saat ini rasanya melelahkan terekspos dengan segala kehebohan yang berulang kali ditayangkan di media.
No comments:
Post a Comment