Coba tebak coba tebak, bulan Januari udah hampir tengah bulan aja loh. Padahal rasanya belum lama denger heboh pertahunbaruan. Tahun ini, masih sama saja seperti tahun kemarin. Saat mendengarkan berita di televisi pun masih didominasi hal - hal yang sama. Pilkada, sidang kasus bla bla bla, oh ya ada tambahan lagi tentang kenaikan harga cabe, STNK, dan BBM non-subsidi. Saya sendiri tidak intens mengikuti hal - hal tersebut. Hanya sekedarnya saja. Soal harga cabe naik,. yah menurut saya nanti juga turun lagi. Namanya komoditas pertanian, banyaknya stok sangat dipengaruhi musim. Soal harga BBM non-subsidi naik, ya biar saja. Lha yang naik yang non-subsidi, naiknya juga ga heboh sampai 2 kali lipat. Soal biaya STNK naik, hmm tentang hal ini saaya lebih concern ke pelayanan mengenai pembayaran pajak kendaraan bermotor yang seharusnya bisa leih mudah untuk masyarakat. Kalau perkara naik ya udahlah, bayar pajak kendaraan juga hanya setahun sekali.
Kebetulan beberapa waktu lalu saya baru melakukan pembayaran pajak kendaraan di samsat Kabupaten Cibinong. Kalau melihat di pengumuman sih jam operasionalnya mulai dari jam 8. Tapi untuk berjaga-jaga, saya sudha ada di sana pukul 7 lewat sedikit. Dan benar saja, antrian di loket pengambilan formulir sudah panjang, didominasi oleh bapak-bapak. Saya sebenarnya tidak tahu pasti bagaimana alur untuk pembayaran pajak ini. Bermodal baca-baca tulisan yang ada di loket dan dinding, saya ikut mengantri. Belum terlihat ada petugas yang mengarahkan. Sekitar pukul 7.30 akhirnya loket dibuka dan ada beberapa orang petugas di luar yang membantu memberi petunjuk pada calon pembayar pajak. Di loket pengambilan formulir tersebut, pengunjung diberi nomor antrian untuk digunakan di dalam ruang pembayaran. Setelah mendapat formulir, saya masuk ke ruangan di mana terdapat loket-loket pembayaran dan pengambilan slip STNK. Masih jauh dari pukul 8, loket loket tersebut masih tutup. Saat akan menyerahkan berkas ke loket. ada bapak petugas yang sigap membantu. Saya dan satu orang ibu yang sedang hamil sangat terbantu oleh bapak petugas tersebut sehingga dapat menyelesaikan urusan dengan cepat. Hal -hal seperti ini sangat perlu diapresiasi dan perlu dicontoh di semua badan pelayanan masyarakat yang lain.
Ketika sedang mengantri formulir, saya sempat membaca tulisan di X banner mengenai pembayaran pajak melalui bank. Dan ada petugas juga yang menjelaskan bahwa pajak kendaraan dapat dibayar melalui bank dengan syarat nama pemegang rekening sama dengan nama yang terdapat pada STNK. Jika sistem ini memnag sudah dapat berjalan, tentu sangat memudahkan. Dan semoga sistem ini menjadi cikal bakal untuk pengembangan sistem yang lebih baik agar memudahkan masyarakat untuk menjalankan kewajiban. Karena jujur saja, saya sangat malas berurusan dengan hal-hal terkait administrasi dan birokrasi yang bertele-tele. Saya ga keberatan bayar pajak, tapi saya sangat keberatan untuk membayarnya melalui tata administrasi yang rumit. Pengennya bayar pajak tuh bisa kayak bayar tagihan telepon atau handphone gitu, cukup lewat e-banking. He he he. Karena itu saya sangat menghargai kebijakan mengenai masa berlaku KTP menjadi seumur hidup. It saves sooo much time! Coba kalau SIM juga dibuat seperti itu ya. Jadi ga perlu korban waktu dan tenaga untuk bolak balik ngurusin itu. Beneran deh, bukan masalah biayanya, tapi masalah waktu dan tenaga yang lebih saya pikirkan.
Mungkin fenomena calo juga muncul dari orang yang jeli melihat peluang di mana banyak orang yang lebih memilih untuk membuang uang daripada buang waktu. Jadi yaa, sebenarnya cara efektif untuk menhentikan praktek calo ini adalah: membuat sistem yang efektif dan mudah. Kan kalau udah gampang mah, ngapain bayar lebih buat pake calo? Ya ga.
No comments:
Post a Comment