Wednesday, November 12, 2014

Weekend Movies

Hey, it's November here! ( And everywhere else, I know.) Ngomong-ngomong soal bulan, gw kadang heran sih tiap liat newsfeed di socmed terus adaa aja yang ngepost " Hi (insert a month here), be nice to me". What a burden for that month. heh heh. Gw sendiri lebih nunggu bulan Desember. Related to the title of this post, there are some movies I'm dying to watch: The Hobbit Defining Chapter and Doraemon The Movie: Stand by Me. I've told you I read various books and watch various movies. Defining Chapter should be epic and Stand by Me would bursts my tear, I suppose. Anyway, I'm ready for December.


Weekend kemaren gw nonton Interstellar, another Nolan's movie. Dengan durasi yang cukup lama, (hampir 3 jam) dan gambar yang oke, film ini worth to watch in the theater. :-D Film ini intinya adalah perjuangan ras manusia untuk menyelamatkan diri ketika planet bumi, sebagai rumah, sudah tidak menjadi tempat yang mendukung lagi bagi kehidupan mereka. Ada banyak hal di film ini, yang paling menonjol adalah cinta antara ayah dan anak. Yea oke, gw berkaca-kaca waktu nonton film ini. Yang bikin gw seneng saat nonton film ini adalah penggambaran tentang antariksanya. I always love space movies. Gw dulu (sampai sekarang) tertarik dengan astronomi dan rajin baca buku-buku ensiklopedi tentang ruang angkasa. Jadi ketika liat film-film dengan setting antariksa, waw, they always amaze me. Dengan (sengaja) mengesampingkan fakta-fakta ilmiah tentang gravitasi atau apapun yang pernah gw baca tentang astronomi, penggambaran tentang luar angkasa di film-film selalu menakjubkan. Di film Interstellar ini gw kagum dengan gambaran blackhole dan wormhole. Terutama blackhole nya, sebelum salah satu tokoh utamanya masuk ke dalam blackhole. Saat tokoh utamanya masuk ke dalam blackhole, adalah hal yang cerdas menurut gw untuk menggambarkannya seperti di dalam film. Di mana di dalam blackhole, waktu dijadikan dimensi fisik. Cerdas karena ga ada yang benar-benar tau apa yang ada di dalam blackhole, jadi sah-sah aja untuk menggambarkan seperti di film :-D
Gambar lain yang membuat gw kagum adalah ketika diperlihatkan another universe melalui wormhole. Seperti mengintip dalam kelereng dan melihat dunia yang lain. Yang membuat itu mengagumkan, selain indah dan misterius, itu bukan hal yang tidak mungkin benar-benar ada.

Hal lain yang cukup nempel untuk gw pikirkan adalah karakter Dr. Mann. Salah satu ilmuwan yang dikisahkan menjelajah ke another universe untuk menemukan planet lain untuk dihuni ras manusia saat bumi sudah ga bisa ditinggali lagi.. Diceritakan dia mendarat di sebuah planet, dan harus memberikan data/sinyal mengenai planet tersebut, apakah mendukung untuk kehidupan manusia atau ga. Dr. Mann memberikan sinyal secara kontinyu yang mengisyaratkan planet tempatnya mendarat habitable sehingga tim penjelajah yang berikutnya datang ke planetnya. Ternyata, dia bohong. Dia terus memberikan sinyal dengan harapan untuk diselamatkan karena dia tau kalau dia mematikan sinyalnya, tidak akan ada yang datang untuk menyelamatkannya. Yang mengganggu gw di sini adalah, dia seorang ilmuwan yang bahkan demi menghindari subjektivitas dan sisi emosional, dia memilih untuk hidup tanpa keluarga. Tapi dia mengingkari satu prinsip dasar seorang ilmuwan,. kejujuran. Apalagi menyangkut hasil pekerjaannya. Bagusnya, ini justru menggambarkan tokoh yang real. Manusia yang utuh dengan keegoisan dan naluri untuk bertahan hidup. Yaa akhirnya sih he got what he deserves ya. But it's still a pretty good detail in character. 
Kesimpulannya, menurut gw Interstellar ini film yang bagus dan layak buat ditonton di bioskop. Durasi yang panjang ga bakal kerasa karena grafik dan alur ceritanya koheren, ga ada gap yang bikin ngantuk.

FIlm lain yang udah masuk daftar tunggu buat ditonton: Big Hero 6. Ho ho ho.
Tell you later.

No comments:

Post a Comment