Friday, October 30, 2015

A short post

Oktober tersisa satu hari lagi. Dan hujan belum turun kembali. Subhanallah, efek El Nino ini benar-benar terasa. Kebakaran hutan pun masih terus terjadi. Semoga Allah melindungi saudara-saudara kami di sana. Meskipun seringkali sebal kalau suami jarang-jarang membantu menyiram taman, sebenarnya saya menikmati proses menyiram taman itu. Petrichor yang melayang di udara saat tanah dijatuhi titik air membawa efek yang menenangkan. Melihat warna rumput yang berubah menjadi lebih gelap saat basah dan melihat tetes-tetes air yang menggantung di daun rasanya mendamaikan. Senang rasanya bisa mengistirahatkan pikiran sejenak. 

Akhir tahun ini kantor kami punya agenda yang sangat padat. Tiga hari kemarin, kami baru menyelesaikan acar pelatihan selama 3 hari di CIsarua. Dua setengah hari yang melelahkan dan 2 malam kurnag tidur cukup membuat kepala saya berdenyar-denyar pagi ini. Minggu depan akan ada acara pelatihan lagi jadi benar-benar harus mempersiapkan kondisi fisik agar semua dapat berjalan dengan baik. Ngomongin tentang kelancaran acara, berkali-kali terlibat dalam kegiatan, semakin menyadarkan saya akan pentingnya koordinasi tim. Sebaik apapun orang yang terlibat dalam kegiatan, meskipun kinerja individunya cemerlang, jika tidak ada koordinasi maka semua akan sia - sia. Koordinasi ini kadang menjadi hal yang terlewatkan, entah di sengaja atau tidak. Mungkin masing-masing anggota telah merasa menjalankan tugas dengan baik, mungkin juga merasa tidak perlu terlibat dengan hal lain di luar tugasnya. Dalam tim, hal-hal tersebut akan menghambat kinerja. Bekerja dalam tim untuk menyelanggarakan sebuah acara sama seperti menjadi baterai-baterai kecil untuk menyalakan lampu. Meskipun baterai itu sangat powerful, saat ia tidak terhubung oleh kabel dengan ratusan baterai lainnya melalui kabel, ia tidak akan bisa menyalakan lampu. Saat ga ada koordinasi, ga akan ada hasil yang baik.




Thursday, October 8, 2015

It's Simply Rain

Kemarin sore hujan. Alhamdulillah. Setelah sekian lama tidak hujan, akhirnya tetes - tetes air itu  turun juga dari langit yang sudah mendung beberapa hari ini. Rasanya baru kali ini ngerasain berbulan-bulan ga hujan, kemarau, di Bogor. Selama 4 tahun kuliah dan 1 tahun bekerja di yang katanya kota hujan ini. Biasanya, hujan tidak pernah absen lebih dari 1 bulan. Lucu sebenarnya bagaimana kita bisa melupakan rasanya setiap hari mendung, hujan, gelap, dan dingin, saat itu semua tidak harus kita temui setiap hari. Hujan kemarin membawa kembali semua rasa-rasa itu.

Wednesday, October 7, 2015

Baca Sambil Makan

Makan itu sambil baca komik. Iya, itu sudah jadi prinsip saya sejak.. mungkin sejak jaman SMP. Karena sejak SMP itulah saya semakin sering menyantap makanan sendirian di rumah. Sebagai seorang anak tunggal, saya sudah lama berdamai dengan yang namanya sepi. Sebelum mulai sering sendirian di rumah pun, saya sudah sangat sering makan sambil baca, komik atau novel, atau majalah, atau apapun yang bisa dibaca. Dulu sekali, bapak saya suka ngomel kalau lihat saya makan sambil baca, bikin makan jadi lama. Iya sih, saya yang emang dasarnya kalau makan lama jadi tambah lama kalau ditambah acara baca buku. Setelah yang ngomel ga ada di rumah, semakin menjadilah kebiasaan itu. Setiap makan, setelah selesai mengambil makanan lari dulu ke rak buku, milih komik apa yang mau dibaca saat itu. Kadang milihnya aja udah lebih dari 5 menit. He he he. 

Thursday, October 1, 2015

Sehari - hari

Assalamualaikum.

Beberapa hari belakangan, swinging mood saya sangat parah. Bawaannya murung aja, cemberut aja. Senyum sebentar, bete lagi. Yang paling kena efek ya suami tersayang. Bentar-bentar diomelin. Akhirnya dia juga ga sabar, semakin parah lah saya. Ternyata, pengaruh PMS. Huft. Begitu selesai, alhamdulillah mood saya sudah normal kembali. Ga ngomel -ngomel lagi, cuma ngomel aja. He he he.

Kemarin sore, ada kejadian agak menghebohkan di rumah. Pompa air mati. Pagi - pagi saat suami mandi, dia bilang airnya keruh. Saya pikir mungkin karena pengaruh hujan pada dua malam sebelumnya. Setelah sangat lama tidak pernah hujan, mungkin setelah hujan airnya jadi keruh. Hanya itu saja yang kepikiran oleh saya. Sorenya, setelah pulang kerja saya berniat mengeluarkan air yang keruh. Jadilah keran kamar mandi saya buka. Air yang keluar masih keruh. Pompa air menyala normal. Saya pun menunggu sambil menyiram taman. Di sela-sela menyiram taman, saya masuk ke rumah untuk mengecek air. Saat itu pompa air mati. Agak aneh, pikir saya karena seharusnya dengan keran kamar mandi yang dibuka terus-menerus ditambah keran depan yang terbuka untuk menyiram taman, harusnya pompa air menyala. Ya sudahlah, coba saya abaikan. Mungkin nanti akan nyala lagi. Saya kembali menyiram taman sambil pasang kuping baik-baik mendengarkan suara pompa. Ternyata masih ga nyala. Sampai saya selesai menyiram taman pun pompa air masih ga nyala. Mulai was was deh. Yang saya takutkan adalah, air sumur habis. Karena beberapa tetangga di perumahan sudah mulai ada yang kehabisan air. Sumur di rumah kami menggunakan sumur bor, seharusnya persediaan air aman meskipun sudah lama tidak hujan.Tapi yah, tetap saja saya khawatir.

Saya segera menghubungi suami, saya chat lewat Whatsap dan saya telpon. Saat itu dia masih di perjalanan ke stasiun. Setelah menelpon, saya penuhi bak kamar mandi dan ember. Air yang keluar masih keruh, tapi yah, tidak ada pilihan. Malamnya, suami membuka tabung pompa, mau "dipancing", seperti yang biasa dilakukan kalau air sumur tidak keluar. Tapi ternyata bagian bawah pompa masih penuh dengan air. Akhirnya, suami berinisiatif untuk naik ke atas, ke tempat penampungan air. Mungkin bagian automatisnya yang rusak. Tapi baru sampai di tengah tangga, dia membatalkan niat untuk naik ke atas. Akhirnya, kami panggil tukang bangunan yang saat itu menempati rumah di depan rumah kami. Mereka sedang mengerjakan pembangunan rumah tepat di samping rumah kami. Setalah diperiksa, ternyata memang bagian automatisnya yang bermasalah. Syukurlah, bisa diperbaiki malam itu dan pompa air sudah kembali menyala. Tapi air yang keluar masih keruh, hu hu hu. Kelihatannya pekerjaan selanjutnya sudah menuggu: menguras tempat penampungan air.

Sering kali kami menghabiskan weekend dengan pekerjaan - pekerjaan rumah. Membersihkan kamar mandi, mengepel, merapikan barang-barang. Ada saja, hal - hal yang tidak sempat kami lakukan di hari kerja. Tapi, minggu ini kami berencana ke Sumedang. Ada teman kami yang akan menikah, masyaAllah. Teman kami ini adalah teman SMA. Saat kelas 1, dia sekelas dengan suami, kelas 2 dan 3, sekelas dengan saya. Dan teman kuliah saya juga tetapi berbeda fakultas. Rencananya kami berangkat hari Sabtu pagi dengan seorang teman. Semoga perjalanan lanca karena ini akan jadi perjalanan pertama ke Sumedang dan kami belum tahu arah sama sekali.  ha ha ha.