Wednesday, May 18, 2016

Merindukan Hujan

Tadi malam sempat gerimis, hanya sebentar. Membuat rasa nyaman yang tidak tuntas. Sudah berhari-hari hujan tidak turun. Rumput di taman depan terlihat mulai mengering di beberapa bagian. Hawa terik berputar di dalam ruangan, membuat saya merindukan sejuk yang muncul ketika hujan turun. Mendengarkan berita di televisi, BMKG mengatakan hujan akan masih terus berlangsung hingga akhir bulan Mei. Tapi hujan terakhir di sini sudah lebih dari sepekan berlalu. Setiap hari mendung, memberikan harapan akan tuurn hujan. Tapi yang ditunggu tak kunjung datang.
Apa yang membuat saya merindukan hujan? Mungkin bukan hanya hawa sejuk dan bunyi menenangkan yang dibawanya, tapi juga kenangan. Kenangan tentang masa-masa lampau di mana hidup jauh lebih sederhana. Bukankah kita selalu merasa demikian saat sedang jenuh atau tidak senang dengan keadaan sekarang? Seringkali mendengar istilah 'Good ol'days' Mungkin yang teringat tentang masa lalu hanya hal yang membahagiakan. Kenangan yang masih membekas jelas dalam ingatan saya setiap hujan turun adalah: meringkuk dengan nyaman di tempat tidur dengan selimut, buku di tangan, dan camilan yang siap saya ambil kapanpun. Tempat tidur saya dulu tingginya hampir sejajar dengan jendela yang terletak tepat di sebelahnya. Jadi, ketika hujan turun petrichor dan sejuknya udara mudah masuk dalam kamar. Kadang berpikir, saat itu hidup begitu sederhana. Kewajiban utama hanyalah belajar, tantangan terbesar adalah ujian sekolah. Tapi, tentu saja saya ingat jelas hidup saat itupun tidak semudah itu. Banyak masalah di rumah.

Apakah hidup saat ini rumit? Saya rasa tidak ada jawabannya selalu tergantung. Tumbuh dewasa berarti semakin banyak peran yang harus dijalani, semakin banyak tuntutan yang harus dipenuhi, dan semakin banyak kewajiban yang harus dikerjakan. Tapi, pilihan dan kesempatan yang tersedia pun semakin luas. Tumbuh dewasa memaksa kita untuk bertanggungjawab pada hidup kita sendiri. Apakah ada pilihan lain? Hmm, ya. Mungkin memaksa orang lain untuk bertanggungjawab atas hidup kita? Itu tidak terdengar baik, kan? Mungkin saya sedang bosan. Dengan rutinitas sehari - hari antara rumah - kantor - rumah - kantor. Hidup saya di kedua tempat itu. Tentu saya tidak membenci pekerjaan saya, saya sangat bersykur bisa bekerja. Saya hanya butuh waktu untuk mengisi energi saya. Butuh waktu sejenak untuk sendiri tanpa dikelilingi oleh orang lain. Mungkin saya belum cukup mengisi baterai dengan penuh belakangan ini.

Baru - baru ini saya menyadari suatu hal: saya dan D mengisi baterai dengan cara berbeda. Bagi saya, mengisi baterai adalah dengan menikmati waktu sendiri, sedangkan bagi D mengisi baterai berarti menghabiskan waktu dengan orang-orang yang disayangi. Perbedaan ini belum pernah menjadi masalah bagi kami, bagi say apaling tidak. Hanya seringkali merasa bersalah saat dia pulang kerja dan ingin mengobrol tapi saya sudah terlalu lelah untuk mengobrol. Tujuh jam di kantor dan bertemu dengan orang lain sudah cukup untuk menguras energi saya. Bukan energi fisik, tapi lebih tentang energi psikis. Itulah kenapa saya sangat menikmati hari libur di rumah. Selain hari libur, saya juga sangat senang setiap ada kesempatan untuk tiba di rumah lebih awal. Menikmati waktu sendiri dan mengisi energi. Meskipun seringkali yang saya lakukan adalah melakukan pekerjaan rutin di rumah. Menyuci, menyetrika, membersihkan lantai dan kamar mandi, tapi rasanya menyenangkan punya waktu sebentar jauh dari orang lain.

Mari menunggu hujan datang kembali.

No comments:

Post a Comment