Friday, June 17, 2016

Puasa Puasa

Lama ga ngepost tau tau udah bulan puasa. He he he. Alhamdulillah masih bisa dipertemukan dengan bulan Ramadhan. Puasa kali berbeda dengan puasa - puasa sebelumnya. Sayangnya, dalam hal yang kurang baik: saya mengawali puasa dalam kondisi kurang sehat. Sakit batuk sejak sebelum puasa bahkan sampai sekarang masih ada sisa-sisanya. Hingga mengunjungi dua dokter, menghabiskan dua resep dokter, dan menghabiskan dua botol sirup obat. Hu hu hu. Puasa jadi kurang optimal dan yang menyebalkan adalah tidak bisa bebas makan apa aja. Bagi saya ga terlalu masalah untuk tidak makan goreng-gorengan, tapi tidak bisa makan pedas benar-benar menghilangkan selera makan.
Selain mengawali bulan Ramadhan dalam kondisi kurang sehat, minggu pertama puasa kemarin juga mengalami hal yang tidak biasa yaitu melakukan perjalanan. Biasanya, saat bulan puasa perjalanan-perjalanan ke luar kantor dihindari. Tapi minggu pertama puasa kemarin langsung melakukan dua perjalanan. Yang pertama ke Jakarta. Masih standar dan tidak terlalu melelahkan karena menggunakan mobil kantor. Nah, yang kedua adalah ke Semarang. Lumayan mendadak pula. Syukurlah D mengizinkan. Alhamdulillah diberi kesempatan untuk menjadi pengajar dalam training of trainer untuk patent drafter yang diselenggarakan oleh Kemenristekdikti. Cukup mendadak karena pak bos baru memberi tahu saya pada hari Senin dan kami berangkat hari Kamis. Alhamdulillah meskipun waktu persiapan cukup singkat, tugas dapat dijalankan dengan baik. Saya sendiri merasa tidak maksimal karena masih batuk saat acara. Semoga di kesempatan-kesempatan mendatang bisa lebih baik.

Mengajar dan bertemu banyak orang dari lingkungan yang beragam itu seru. Kantor kami sendiri biasa mengadakan pelatihan rutin setiap tahun untuk internal dan eksternal. Lebih banyak untuk internal. Beberapa kali mengikuti kegiatan tersebut, jadi mulai bisa membaca pola-pola peserta internal. Maka, saat diberi kesempatan untuk mengajar di luar kemarin, adalah hal yang menyegarkan untuk mengamati pola-pola peserta dari luar. Dengan mengajar, saya juga banyak belajar karena dengan mempersiapkan apa yang akan saya sampaikan, saya jadi mengetahui hal-hal apa yang belum saya pahami. Belum lagi ketika berdiskusi dengan peserta, sangat menambah wawasan dan sudut pandang dalam melihat suatu masalah. Ketika ilmu yang kita miliki hanya dikurung dalam kepala, ilmu itu tidak akan berkembang. Maka diskusi selalu menjadi kegiatan yang menyenangkan asal selalu diingat bahwa diskusi bukanlah debat. Bukan arena untuk menentukan mana yang salah mana yang benar, mana yang kalah mana yang menang.

Pola pikir seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Pendidikan formal sangat berperan dalam hal ini. Meskipun tidak dari awal, saya cukup lama menyadari bahwa pendidikan formal berperan untuk membentuk pola pikir. Bukan membekali dengan materi-materi pendidikan yang jujur saja, saat ini bisa diakses dengan gratis dengan adanya internet. Tapi pembentukan pola pikir yang logis dan rasional, adalah hal yang tidak dapat dipelajari secara instan hanya dengan melahap materi. Mencari pemecahan masalah melalui langkah - langkah yang logis dan melakukannya dengan efektif adalah ketrampilan yang perlu diasah terus-menerus. Dan berada di lingkungan yang mendukung sangat menentukan kesusksesan kita untuk mengembangakan ketrampilan tersebut.

Saya tidak suka menghafal. Meskipun saya suka biologi, saya tidak suka menghafal. Orang-orang sering salah mengartikan senang biologi dengan senang menghafal. Nyatanya, saya benci soal ujian yang hanya mengandalkan hafalan untuk bisa mendapat hasil yang baik. Jujur saja saya tidak mau buang-buang waktu dan energi untuk hal-hal yang bisa saya googling. Dosen favorit saya dulu adalah dosen mata kuliah analisis pangan. Saat mengajar, presentasi beliau hanya menampilkan judul. Selebihnya, beliau menerangkan materi dengan sesekali menggambar di papan tulis. Sekali meleng udah lewat tuh materi. Kita harus memperhatikan dengan baik supaya memahami yang beliau jelaskan. Ujiannya pun dahsyat. Soal pilihan ganda sebanyak 25 nomor. Kalau saja ini bukan ujian dari beliau, tentu terlihat sangat mudah. Pilihan ganda 25 nomor, ah gampang lah itu mah. Tapiiii, soal singkat yang hanya terdiri dari 1 kalimat pun bisa membuat kita menghabiskan waktu belasan menit untuk menjawabnya. Kalimat soal perlu dianalisis supaya tidak salah tafsir, pun dalam menetukan metode untuk memecahkan masalah yang disajikan. Karena, saat kita memilih metode yang salah pun, jawabannya mungkin ada di antara pilihan-pilihan yang tersedia. Ujian analisis pangan benar-benar menjadi big boss dalam ujian semester.

Ah cukup dulu lah melanturnya, lain kali akan disambun lagi kalau masih minat.  Mari menjalankan ibadah puasa dengan baik dan membawa kebaikan untuk sekitar.

No comments:

Post a Comment