Tuesday, October 14, 2014

People

I'm not a people person. That is one thing that I'm certainly sure about myself. Gw paling ga bisa basa - basi di depan orang. I tend to speak straight forward to what I mean. Bagi sebagian orang ini judes ya. Well, I don't mind dianggep judes. To me, it's better that being fake. Tapi, di lingkungan budaya di sini, sikap gw itu cenderung tidak bisa diterima. Jadi bagaimana? Ya, berkompromi.


Teringat percakapan dengan saudara gw beberapa waktu lalu. Om gw ini kerja di bank. Abis ngobrol ngalor ngidul, beliau tiba2 nyeletuk. "Lulusan IPB banyak banget ya yang kerja di bank."
Gw cengengesan aja sembari bilang, "Yah, udah biasa lah Om. Kan terkenal tuh, Institut Pleksibel Banget." *no offense. I'm an IPB alumni myself.
"Kan tes masuk bank biasanya ga pake persyaratan harus jurusan tertentu Om. IPK aja." gw ngelanjutin.
"Iya tuh. Anak - anak IPB biasanya unggul hasil tesnya. Nalar dan logika buat analisisnya bagus." Om gw ngelanjutin.
Setelah itu obrolan berlanjut tentang orang science dan social. Menarik juga dengerin cerita Om gw itu. Orang2 sosial lebih cocok bekerja di bagian marketing atau PR, apapun yang memerlukan ketrampilan untuk berhubungan dengan orang lain, bukan sekedar berhubungan, tapi dalam sifat yang persuasif. Orang-orang science, cocok untuk bekerja di bagian analisis masalah, pengambilan kebijakan, dan penyelesaian masalah. Meskipun mereka mungkin ga mempelajari itu semua dalam pendidikan akademiknya, faktanya daya analisislah yang lebih menentukan kualitas hasil kerjanya.

Gw sendiri juga mengamat-amati. Kalau di TV ada debat politik atau diskusi politik, atau apapun itu namanya yang intinya ada orang kumpul2, membahas suatu masalah sosial, hasil akhir yang dicapai adalah kompromi. Karena mungkin dalam permasalahan seperti itu ga ada hasil yang absolut. Ga ada nilai benar dan nilai salah yang mutlak. Beda dengan persoalan ilmu bumi yang bisa ditelusuri dengan pasti kebenarannya, sesuai dengan fakta2 yang ada.
Masalah sosial sangat subjektif. Gw inget waktu jaman kuliah dulu gw tertarik dengan mata kuliah sosiologi. Padahal waktu SMA, sosiologi ini salah satu mata pelajaran yang harus bikin gw usaha bwt dapet nilai bagus. Gw tertarik karena di situ banyak teori2 yang mencoba menjelaskan berbagai fenomena dalam kehidupan sosial. Yah. balik lagi. itu semua teori.

Ilmu pasti dan sosial sama - sama penting. Itu adalah hal yang perlu diyakini untuk mencegah arogansi dan menumbuhkan toleransi.

No comments:

Post a Comment