Friday, April 29, 2016

AADC 2

Hai. Kemarin sore saya nonton AADC 2, yeeeay! Seneng. Nontonnya rame-rame bareng temen-temen kantor, D ga mau nonton film ini. Sebelum nonton saya ga puny ekspektasi apa-apa dan belum liat trailernya, saya juga ga pernah ngikutin ramenya promo film ini di LINE. Jadi, ketika nonton film ini kemarin rasanya seneng seneng aja liatnya. Puas lah liat kerennya Nicholas Saputra, heh heh. Selain Dian Sastro yang udah ultimate cantiknya, di film ini Titi Kamal juga keliatan bersinar banget tanpa dia melakukan apapun yang berlebihan.
Saya ga perlu cerita terlalu banyak lah mengenai alur filmnya sendiri. Yang pasti, sepanjang nonton film ini perasaan yang seringkali muncul dan tinggal adalah: nyesek. Iya, nyesek. Membayangkan Cinta yang ditinggalkan Rangga selama 9 tahun tanpa penjelasan dan tiba-tiba muncul aja lagi di kehidupannya saat Cinta akan melangkah ke kehidupan bersama orang lain. Nyesek juga merasakan keputusasaan Rangga untuk akhirnya melepaskan CInta karena ketidakyakinannya untuk bisa membahagiakan Cinta dan ketika dia kembali untuk mengambil resiko memperjuangkannya, Cinta sudah tidak terikat lagi padanya. Cinta dan persahabatan memang dua hal yang menjadi inti film ini. Selain dua hal itu, yang menjadi poin penting di film ini adalah: berdamai dengan masa lalu. Masa lalu itu adalah Rangga bagi Cinta, dan sosok ibu bagi Rangga. Dalam film kedua ini, berdamai dengan masa lalu menjadi sangat penting sebelum kita melanjutkan langkah di kehidupan.

But, does every past deserve a piece? Maybe not. Saya sudah pernah bilang ini sih di postingan lama: mungkin masa lalu yang menyakitkan saat kita ingat itu ada sebagai alarm, untuk mencegah kita melakukan kesalahan yang sama berulang-ulang. 

Kembali lagi ke AADC 2. Setelah nonton film ini kayaknya banyak yang mikirin lagi mantan-manatannya, apakah urusan di antara mereka udah beneran selesai? Mohon dicek ya, ha ha. Kalau saya sih alhamdulillah sudah, D adalah mantan yang punya kemungkinan urusan belum kelar. Ya, akhirnya kami memberanikan diri untuk mecoba sekali lagi dan mungkin itu adalah keputusan terbaik. D sudah pernah jadi teman, teman berantem, teman becanda, teman berdebat, pacar, mantan, teman dekat, pacar lagi, dan akhirnya: the husband of mine. Nonton AADC 2 ini mau ga mau mengingatkan juga betapa beruntungnya saya yang punya kesempatan untuk kembali 'pulang' ke hati yang benar. 

Udah pada nonton filmya belum?

No comments:

Post a Comment