Thursday, April 7, 2016

Hello

Assalamualaikum. Woa, ternyata udah sebulan ga ngeblog. Yep, bulan Maret kemarin disibukkan oleh pekerjaan yang deadlinenya besok. Alhamdulillah sudah terselesaikan hari ini. Semoga tidak ada yang kurang dan lancar kelanjutannya. Aamin. Jadi, ada apa aja sebulan ini? Hmm, buat saya, hal baru yang saya lakukan adalah ke Pulau Pari. He he he. Pulau Pari ini adalah salah satu pulau di Kepulauan Seribu. Di sana ada satu satuan kerja LIPI. Yep, saya ke Pulau Pari dalam rangka kerja, bukan liburan.
Untuk menuju pulau Pari ada dua pilihan, bisa naik kapal kayu dari Angke atau naik kapal feri dari marina Ancol. Naik kapal kayu lebih murah tetapi memakan waktu lebih lama, 2 jam lebih. Kalau naik feri dari Ancol, biayanya 250.000 rupiah pulang pergi. Perjalanannya kurang lebih satu jam. Wah, lebih lama dari Banyuwangi ke Bali ternyata. Selama di sana, kami menginap di guest house milik LIPI. Guest house nya sederhana dan cukup bersih, kamar pun sudah ber AC. Yang paling senang adalah, dari jendela sudah terlihat pantai. Satuan kerja LIPI yang di Pulau Pari ini letaknya memang tepat di pinggir pantai. Pantainya punya pasir putih tapi berbutir, bukan tipe pasir putih halus. Dan sebagian besar pesisir ditumbuhi tanaman bakau. Jadi kalau mau santai dan foto-foto, harus pilih-pilih spot yang enak. He he he. Saya di sana selama 3 hari,waktu yang cukup untuk berganti suasan sejenak sebelum kembali ke urban area.

Beberapa hari belakangan saya lembur di rumah untuk menyelesaikan deadline. Hal yang tidak biasa saya lakukan. Rasanya tidak menyenangkan, menghadapi hal yang sama selama bangun. Pagi bangun, ke kantor, kerja. Sore pulang, mandi, kerja lagi. Sangat jenuh. Semoga tidak perlu melakukan hal yang sama di waktu-waktu mendatang. Tapi, saya tidak berani mengeluh. Rasanya seperti diingatkan Allah saat sore hari pulang kerja, gerimis setelah hujan deras, terlihat ada bapak-bapak penjual rujak menggotong dagangannya. Tuh, semua orang juga bekerja untuk hidup. Kamu kan enak, kerjanya di kantor, dalam ruangan ber AC, tidak perlu hujan-hujanan, tidak perlu jalan-jalan bawa barang berat. Astaghfirullah, benar-benar harus belajar bersyukur tanpa harus melihat ke bawah. Saya sendiri sebenarnya kurang suka saat ada yang menggunakan "lihat ke bawah dan bersyukurlah". Kenapa harus melihat hal yang lebih 'jelek' keadaannya dulu baru bersyukur? Yah, masih harus terus belajar untuk membiasakan diri bersyukur.

Menjadi dewasa itu berat ya. Banyak tanggung jawab dan peranan yang harus dijalankan. Tapi pilihan apa yang kita punya? Ada yang memilih untuk menjadi tua tanpa belajar menjadi dewasa. Umur doang nambah tapi sifat tetep. Tanggung jawab, seperti segala sifat yang lain perlu dibiasakan dari kecil. Supaya ga menyusahkan saat udah ga kecil lagi. Kalau ga menyusahkan diri sendiri yang menyusahkan orang lain _ _"
Udah cukup dulu deh meracaunya hari ini;. I wish I  could see you again very soon!


No comments:

Post a Comment