Friday, December 11, 2015

Demi Makan di Meja

Halo, pagi ini agak muram. Tadi malam tiba-tiba sesak nafas yang udah lama banget ga pernah muncul kambuh. Entah apa pemicunya., padahal udara juga ga dingin. Awal ngerasain sih sore waktu baru tiba di rumah deg-deg an. Ngerasa agak takut karena akan sendirian di rumah. D sedang ada acara kantor yang mengharuskan dia nginep. Jadilah semalem sendirian. Ini bukan pertama kalinya saya sendirian di rumah. Awal-awal menempati rumah ini juga D pernah ada acara kantor ke luar kota, bahkan lebih dari satu hari. Tapi waktu itu baik-baik aja. Entah kenapa kemarin deg-deg an dan ujung-ujungnya semakin malam justru terasa sesak nafas sampai susah tidur. Yah, alhamdulillah pagi harinya sudah membaik. D juga udah pulang. Yeay!

Hari - hari di sini masiih sama seperti kemarin. Pagi cerah, langit biru, udara bersih, tapi begitu lewat jam 1 mendung mulai datang malu- malu. Kadang datangnya ga malu-malu sih, langsung ujan deres aja gitu. Hari Rabu kemarin juga masih sama. Rabu kemarin 9 Desember 2015 adalah hari pemilihan umum kepala daerah yang diwacanakan serentak di seluruh Indonesia. Tapi ternyata realisasinya tidak terwujud, ada beberapa daerah yang tidak dapat mengikuti pilkada serentak ini. Kabupaten Bogor tempat saya tinggal juga tidak mengadakan pemilu, mungkin belum habis masa jabatan bupatinya. Entahlah. Karena pemilu serentak ini, tangggal 9 kemarin ditetapkan sebagai hari libur nasional. Harapannya sih dengan diberikannya libur,partisipasi masyarakat dalam mengikuti pemilu akan meningkat. Tapi entah harapan itu terwujud atau tidak. Kemarin sempet denger celetukan orang kantor sih, "Ih, padahal kalau mau pada milih mah jangan diliburin. Kan biasanya nyoblos bareng rame-rame bareng orang kantor gitu. Kalau diliburin malah males, liburan deh. He he." Entah berapa banyak orang yang berpendapat seperti ini. Tapi gagasan untuk meliburkan hari kerja saat pemilu itu tepat untuk memfasilitasi pemilih yang mungkin bekerja di luard daerah domisilinya. Jadi kan dia ga perlu mikir untuk izin dari kantor dan sebagainya.

Well, karena hari Rabu kemarin libur. Saya dan D memanfaatkan pagi untuk bermalas-malasan. Ha ha ha. We really are a couple of lazy bum. Setelah puas bangun siang, kami memutuskan untuk ke toko meuble SInar Sari di Bogor. Ceritanya pengen beli kursi makan. Sudah bosan makan di satu kursi panjang atau harus pasang meja lipat kecil. Tujuan pertama kami ke toko Sinar Sari di daerah Jambu Dua. Dulu kami sudah pernah beli tempat tidur di sini. Dapet rekomendasi dari Budhe yang tinggal di Bogor dan memang harganya terjangkau. Ini bukan promosi looh. Di toko Sinar Sari yang itu, ada beberapa model yang kami suka. Saya suka model ini, D suka model itu. Hah hah, belum ada kompromi. Pertimbangan utama kami tentu saja ukuran dari set meja makan itu sendiri karena space yang tersedia di rumah juga ga luas-luas banget. Setelah ukuran, tentu model jadi prioritas. Saya sih sudha pasti pengen yang minimalis ya. Sesuai sama tema rumah. Nah, perkara model ini yang saya dan D sering ga sepaham. Akhirnya, kami sepakat untuk nyoba liat di toko SInar Sari yang ada di merdeka, deket stasiun Bogor. Perjalanan ke sananya agak perjuangan juga karena kami belum tahu tempatny dan daerah merdeka itu sudah pasti macet. Kami sempet diberi peta dan digambarin peta jalur alternatif oleh mbak-mbak dan bapak-bapak yang ada di toko. Baik ya. Pelayanannya emang bagus di toko ini.

Akhirnya setelah mantengin map dan mengarungi kemacetan, D liat ada plang Grand Meubel Sinar Sari, berhentilah kami di toko itu. Begitu tiba, D langsung ngebingungin tampilan gedung yang beda sama di brosur yang kami dapat dari Sinsa di jambu dua. Dia bahkan sampai nanya-nanya ke mbak-mbak yang di situ, ini bener toko yang di brosur atau bukan. Sama mbaknya sih diiyain aja sambil lalu. Saya sendiri ga ikutan bingung, cuek aja sh sebenernya. yang penting udah nyampe. Kami diantar oleh seorang mbak-mbak untuk melihat set meja makan di lantai atas. Wuah, tokonya gede juga, lantai atas kerasa luaas banget. Sayangnya agak gelap. Di situ kami muter-muter liatin satu -satu set meja makan. Ada yang ukurannya pas,m tapi modelnya agak sulit untuk diposisikan di rumah. Akhirnya saya bilang ke D untuk sholat dhuhur dulu karena udah jam 2 lewat. Belum makan pula. Kami pun keluar toko. Selesai sholat, D iseng jalan sambil liat-liat pertokoan di situ. Di depan toko itu juga ada toko meubel lain yangterlihat cukup besar. Tiba-tiba D berseru, "Sayang! Itu ada Sinar Sari sayang!" Kam ipun berjalan ke arah toko Sinar SAri yang dilihat oleh D. Sampai di depannya, terlihat jelas kalau toko ini sama sepertiyang ada dalam brosur yang kami dapat dari SInsa di Jambu Dua. Ba ha ha ha ha. ternyata kami tadi salah masuk toko dan agak tertipu juga karena mbak-mbaknya mengiyakan saja saat D bertanya.

Kami melihat-lihat di toko Sinsa yang benar ini dengan semangat meskipun perut udah mulai terasa lapar. Model - model meja makan ada di lantai satu dan dua. Entah berapa kali kami naik turun untuk melihat dengan teliti set meja yang cukup kami sukai. Akhirnya, setelah bikin mbak-mbak pramuniaganya capek bolak-balik dan naik turun, kami sepakat untuk membeli set meja makan sederhana yang ada di lantai 2. Barangnya langsung dikirim sore itu juga. Kami pun pulang dengan hati gembira dan perut yang masih keroncongan. Seharian panas banget, saat kami di perjalanan pulang hujan deras mulai turun. Bahkan saat ada di ruas tol jagorawi, hujan semakin deras. Jarak pandang sangat terbatas sehingga harus mengemudi dengan sangat hati-hati. Begitu mulai memasuki daeah Cibinong, hujan sudah mulai reda. Semakin dekat ke arah rumah, semakin sedikit jejak-jejak air yang terlihat di jalan. Alhamdulillah, setelah mampir beli makan, kami tiba di rumah dengan selamat. Meja makan pun tiba ga lama setelah kami di rumah.Malam itupun kami sukses menikmati makan di meja makan. Senang senang senang.

No comments:

Post a Comment